MENGENAL NAMA-NAMA ALLAH (ASMÂUL HUSNÂ ): ISMULLAH AL-A’ZHAM

Oleh: Aep Saepulloh Darusmanwiati


Ismullâh al-A’zham ( اسم الله الأعظم)

Secara bahasa, Ismullâh al-A’zham berarti nama Allah yang Agung atau Mulia. Bahasan Ismullâh al-A’zham ini merupakan di antara bahasan penting ketika berbicara seputar asmâul husna. Mengapa? Karena Ismullâh al-A’zham tersebut merupakan bagian dari asmâul husna.

Lalu mengapa ada pembahasan khusus? Sebagian besar ulama meyakini, berdasarkan hadits-hadits Rasulullah saw, bahwa dari sekian banyak nama-nama Allah yang baik (asmâul husnâ), ada beberapa nama Allah yang lebih baik dan lebih agung yang disebut dengan Ismullâh al-A’zham. Nama-nama Allah ini lebih baik dan lebih agung dari nama-nama Allah lainnya, karena kandungan makna dan arti nya yang lebih dalam, luas dan lebih substansial.

Karena nama-nama ini lebih dari nama-nama Allah lainnya, tentu pahala dan khasiatnya pun lebih besar dari nama-nama Allah lainnya, sebagaimana akan penulis sampaikan di bawah nanti.


Keutamaan dan Keistimewaan Ismullâh al-A’zham
Di antara keutamaan dan keistimewaan terpenting dari Ismullâh al-A’zham ini adalah, sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah saw, siapa yang berdoa, memohon apa saja, dengan diawali terlebih dahulu dengan membaca Ismullâh al-A’zham ini, maka doanya dan permohonannya akan dikabulkan oleh Allah. Rasulullah saw bersabda:
عن أنس بن مالك: أنه كان مع رسول الله صلى الله عليه و سلم جالسا ورجل يصلي ثم دعا: اللهم إني أسألك بأن لك الحمد، لا إله إلا أنت المنان، بديع السموات والأرض، يا ذا الجلال والإكرام، يا حي ياقيوم، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: ((لقد دعا الله باسمه العظيم، الذي إذا دعي به أجاب، وإذا سئل به أعطى)) [رواه أبو داود وغيره، قال الشيخ الألباني: صحيح]
Artinya: “Dari Anas bin Malik, bahwasannya ia pernah duduk bersama Rasulullah saw, kemudian seorang laki-laki shalat sambil berdoa: “Allâhumma innî as’aluka bianna lakal hamda, lâ ilâha illâ antal mannân, badî’us samâwâti wal ardh, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ hayyun yâ qayyûm (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dengan pelantara bahwa Eukau pemilik segala puji, tidak ada Tuhan selainMu, Eukau Maha Pemberi Nikmat, Pencipta langit dan bumi, ya Allah, Maha Gagah lagi Maha Mulia, ya Allah, Tuhan yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri), Rasulullah saw kemudian bersabda: “Sungguh ia telah berdoa dengan menggunakan nama Allah yang Agung (Ismullâh al-A’zham), yang apabila ia berdoa dengannya, doanya akan dikabulkan, dan apabila ia meminta, maka permintaannya akan Allah penuhi” (HR. Abu Daud dan lainnya, Imam Albany mengatakan: ‘Hadits ini Shahih”).

Nama-nama Allah dan kalimat yang termasuk Ismullâh al-A’zham
Sebagaimana telah penulis sampaikan di atas, bahwa bacaan dan nama-nama Allah yang termasuk Ismullâh al-A’zham ini, sangat banyak. Sampai para ulama berbeda pendapat tentang penentuannya lebih dari enam puluh pendapat. Namun, berikut ini penulis mencoba mengambil di antaranya saja yang sesuai dengan hadits-hadits dan riwayat-riwayat kuat.
Di antara nama-nama Allah dan bacaan yang termasuk Ismullâh al-A’zham dimaksud adalah sebagai berikut:

1.Lafazh: Allâh atau Allâhumma
Kata Allâh termasuk juga di dalamnya kata allâhumma (karena kata Allâhumma artinya: ya Allah) merupakan nama Allah yang termasuk Ismullâh al-A’zham. Pendapat ini merupakan pendapat sebagian besar para ulama, di antaranya Ibnu Abbas, Imam asy-Sya’bi, Ibnul Mubarak, Abu Hanifah, ath-Thahawy, Ibnul Araby, Syaikh Abdul Qadir al-Jailany, at-Turthusyi dan lainnya.

Di antara argumen pendapat ini adalah, bahwa:
(a)Lafadz Allah (juga termasuk lafazh Allâhumma yang artinya: ya Allah), merupakan nama Allah yang paling banyak disebutkan dalam hadits-hadits yang berbicara tentang Ismullâh al-A’zham.

Oleh karena itu, Ibnu Qayyim dalam bukunya Jalâul Afhâm (hal 117) mengatakan, bahwa ketika seseorang berdoa mengatakan: Allâhumma innî as’aluka (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu), maka seolah-olah ia mengatakan: “Aku berdoa kepada Allah yang mempunyai nama-nama yang indah (Asmâul Husnâ), dan sifat-sifat yang tinggi, dengan perantara seluruh nama dan sifatNya”.
Imam al-Hasan al-Bashri juga menuturkan: “Lafazh: Allâhumma (ya Allah) mencakup seluruh doa”.

Abu Raja’ al-‘Athâridy mengatakan, bahwa: “Huruf mim yang terdapat dalam kata: Allâhumma mencakup sembilan puluh sembilan nama Allah”.
Syaikh an-Nadhr bin Syumail juga pernah berkata: “Siapa yang berdoa dengan diawali dengan membaca: Allâhumma, maka sungguh ia telah berdoa dengan seluruh namaNya”.

(b)Lafazh Allâh, merupakan satu-satunya nama Allah yang pada masa jahiliyyah dahulu tidak pernah dipergunakan oleh orang-orang Arab untuk menyebut atau memanggil sembahan-sembahan mereka. Orang-orang Arab biasa memanggil nama sembahannya dengan Âlihah (Tuhan). Oleh karena itu, ini menunjukkan bahwa lafazh Allah, paling mulia dari nama-nama lainnya.

(c)Seluruh nama-nama Allah disandarkan kepada kata Allah, dan tidak sebaliknya. Oleh karena itu, dalam al-Qur’an, Allah menegaskan: “Dan bagi Allah terdapat nama-nama yang baik (Asmâul Husnâ), maka berdoalah dengannya” (QS. Al-A’raf ayat 180). Ini menunjukkan bahwa lafazh Allah lebih mulia dari nama-nama Allah lainnya.

(d)Seluruh nama-nama Allah lainnya, apabila diawali dengan huruf memanggil: yâ (wahai), maka huruf alif lam nya dibuang, tidak dibaca. Oleh karena itu, dibaca: ya rahman, ya rahîm, ya quddûs, dan tidak boleh ya ar-rahmân, ya ar-rahîm dan seterusnya. Kecuali kata Allah, sekalipun ada huruf panggilan: ‘yâ’, huruf alif lam nya tetap disebut, karena itu, dibaca: ya Allâh. Ini menunjukkan bahwa lafazh Allah lebih mulia dari yang lainnya.

2.Kata: al-Hayy al-Qayyûm (Yang Maha Hidup, dan Maha Berdiri sendiri, tidak perlu pertolongan dan bantuan yang lain).

Di antara para ulama yang berpendapat demikian adalah Ibnu Abbas, dalam sebuah riwayat, juga Qasim bin Abdurrahman ad-Dimasyqi. Di antara dalilnya adalah hadits di bawah ini:
عن أبي أمامة عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ((إن اسم الله الأعظم في ثلاث سور من القرآن: في سورة البقرة و آل عمران و طه))، قال القاسم: فالتمستها إنه الحي القيوم [رواه الحاكم في المستدرك]
Artinya: “Dari Abu Umamah, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya nama Allah yang Agung (Ismullâh al-A’zham) itu terdapat dalam tiga surat: yaitu surat al-Baqarah, Ali Imran dan surat Thaha” Qasim (maksudnya adalah Qasim bin Abdurrahman ad-Dimasyqi) berkata: ‘Saya lalu mencarinya dan ternyata nama Allah yang Agung tersebut adalah ayat yang terdapat kata: al-hayyul qayyûm (yang Maha Hidup dan Maha Berdiri Sendiri)” (HR. Hakim).
عن أبي أمامة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه و سلم قال: ((إن اسم الله الأعظم لفي ثلاث سور من القرآن: في سورة البقرة وآل عمران وطه))، فالتمستها فوجدت في سورة البقرة: آية الكرسي { الله لا إله إلا هو الحي القيوم }، و في سورة آل عمران: { الم * الله لا إله إلا هو الحي القيوم }، و في سورة طه: { وعنت الوجوه للحي القيوم } [رواه الحاكم في المستدرك]
Artinya: Dari Abu Umamah, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya nama Allah yang Agung (Ismullâh al-A’zham) itu terdapat dalam tiga surat al-Qur’an: Surat al-Baqarah, Ali Imran dan Thaha”. Saya (Qasim) lalu mencarinya, dan saya mendapatkannya dalam ayat kursi (QS. Al-Baqarah: 255): “Allâhu lâ ilâha illâ huwal hayyul qayyûm, …..”, dalam surat Ali Imran ayat 1 dan 2: Alif lâm mîm, Allâhu lâ ilâha illâ huwal hayyul qayyûm (alif lam mim, Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Dia Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri), dan dalam surat Thaha ayat 111: wa ‘anatil wujûhu lilhayyil qayyûm, wa qad khâba man hamala zhulmâ (Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa berdiri sendiri mengurus (makhluk-Nya).Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman” (HR. Hakim)

3.Lafazh: Dzul Jalâl wal Ikrâm (Pemilik Kegagahan dan Kemuliaan).
Di antara dalilnya adalah hadits di bawah ini:
عن معاذ بن جبل أن رسول الله صلى الله عليه وسلم سمع رجلا يقول: يا ذا الجلال والإكرام، فقال: ((قد استجيب لك فسل)) [رواه الترمذي وقال: حديث حسن]
Artinya: “Dari Muadz bin Jabal, bahwasanny Rasulullah saw mendengar seorang laki-laki berdoa: ‘Ya dzal jalâli wal ikrâm (Ya Allah, Pemilik kegagahan dan kemuliaan)”. Rasulullah saw bersabda: “Sungguh doa kamu telah dikabulkan, maka mintalah (dengan diawali kata tadi)” (HR. Turmudzi, ia berkata: “Hadits ini adalah Hadits Hasan Shahih”).

4.Kalimat: Allâh, ar-Rahmân dan ar-Rahîm.
Hal ini berdasarkan hadits di bawah ini:
عن ابن عباس، أن عثمان بن عفان رضي الله عنه سأل رسول الله صلى الله عليه و سلم عن بسم الله الرحمن الرحيم فقال: ((هو اسم من أسماء الله، و ما بينه و بين اسم الله الأكبر إلا كما بين سواد العين و بياضها من القرب)) [رواه الحاكم في المستدرك، وقال: هذا حديث صحيح الإسناد و لم يخرجاه]
Artinya: “Dari Ibnu Abbas, bahwasannya Utsman bin Affan bertanya kepada Rasulullah saw tentang bismillâhirrahmânir rahîm. Rasulullah saw menjawab: “Sesungguhnya kalimat basmalah itu adalah termasuk di antara nama Allah. Antara basmalah dengan nama Allah yang Agung (Ismullâh al-Akbar), perumpamaannya seperti bagian mata yang berwarna hitam dan putih saking dekatnya” (HR. Hakim, dan ia berkata: “Hadits ini adalah Hadits yang sanadnya shahih, namun Bukhari Muslim tidak meriwayatkannya).

5.Lafazh: rabbi, rabbi (Tuhanku, Tuhanku).
Hal ini berdasarkan riwayat sebagaimana dikutip oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (11/228), bahwasannya Abu Darda dan Ibnu Abbas berkata: “Nama Allah yang agung itu (Ismullâh al-Akbar) adalah kata: rabbi, rabbi”.

6.Kalimat: Lâ ilâha illâ anta subhânak, innî kuntu minazh zhâlimîn.
Di antara dalilnya adalah hadits di bawah ini:
عن سعد بن أبي وقاص قال: قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: ((دعوة ذي النون إذا دعا وهو في بطن الحوت: لا إله إلا أنت سبحانك، إني كنت من الظالمين، فإنه لم يدع بها رجل مسلم في شيء قط، إلا استجاب الله له)) [رواه الترمذي، وأحمد، والحاكم وصححه وغيره]
Artinya: “Sa’ad bin Abi Waqash berkata, Rasullah saw bersabda: “Doanya Dzunnûn (yaitu Nabi Yunus as), yaitu ketika ia berada di dalam perut ikan hiu: lâ ilâha illâ anta subhânak, innî kuntu minaz zhâlimîn (tidak ada Tuhan selain Eukau, Maha suci Eukau, sesungguhnya aku termasuk orang yang berbuat aniaya). Sesungguhnya tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan doa tersebut, untuk persoalan apapun, melainkan Allah akan mengabulkan doanya itu” (HR. Turmudzi, Ahmad, Hakim, dan Imam Hakim menilai hadits tersebut sebagai Hadits Shahih, juga diriwayatkan oleh lainnya).
عن سعد بن مالك رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ((هل أدلكم على اسم الله الأعظم الذي إذا دعي به أجاب و إذا سئل به أعطى، الدعوة التي دعا بها يونس حيث ناداه في الظلمات الثلاث: لا إله إلا أنت سبحانك، إني كنت من الظالمين)) فقال رجل: يا رسول الله، هل كانت ليونس خاصة أم للمؤمنين عامة؟، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((ألا تسمع قول الله عز و جل: { و نجيناه من الغم و كذلك ننجي المؤمنين }))، و قال رسول الله صلى الله عليه و سلم: ((أيما مسلم دعا بها في مرضه أربعين مرة، فمات في مرضه ذلك، أعطي أجر شهيد، وإن برأ برأ، وقد غفر له جميع ذنوبه)) [أخرجه الحاكم في المستدرك]
Artinya: “Sa’ad bin Malik berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw bersabda: “Apakah mau aku tunjukkan kepada kalian nama Allah yang Agung (ismullâh al-‘azham), yang apabila berdoa dengannya, doanya akan dikabulkan, dan apabila meminta yang diawali dengan membacanya, maka permintaannya akan dipenuhi, yaitu doa yang dibaca oleh Yunus ketika ia diseur dalam tiga kegelapan, yaitu: lâ ilâha illâ anta subhânak, innî kuntu minaz zhâlimîn (tidak ada Tuhan selain Eukau, Maha suci Eukau, sesungguhnya aku termasuk orang yang berbuat aniaya)”. Seorang laki-laki kemudian bertanya: “Ya Rasulullah, apakah doa tersebut khusus untuk Nabi Yunus saja atau umum untuk seluruh ummat Islam? Rasulullah saw bersabda: “Apakah kamu tidak mendengar firman Allah yang berbunyi: “Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman (QS. Al-Anbiya: 88) ”—maksudnya untuk ummat Islam semuanya, tidak khusus untuk Nabi Yunus saja--. Rasulullah saw kemudian bersabda kembali: “Seorang muslim yang mana saja yang ketika sakitnya berdoa dengan doa ini sebanyak empat puluh kali, lalu ia meninggal dalam sakitnya itu, maka baginya pahala syahid. Dan jika ia sembuh dari sakitnya, maka ia akan sembuh normal dengan seluruh dosanya telah Allah ampuni” (HR. Hakim).

7.Bacaan: Allâhumma innî as’aluka, bi annî asyhadu annaka antallâhu lâ ilâha illâ anta, al-ahadus shamad, alladzî lam yalid walam yûlad, walam yakul lahû kufuwan ahad.
Berdasarkan hadits di bawah ini:
عن عبد الله بن بريدة الأسلمي عن أبيه قال: سمع النبي صلى الله عليه و سلم رجلا يدعو وهو يقول: اللهم إني أسألك بأني أشهد أنك أنت الله لا إله إلا أنت، الأحد الصمد، الذي لم يلد ولم يولد، ولم يكن له كفوا أحد، قال: فقال: ((والذي نفسي بيده، لقد سأل الله باسمه الأعظم، الذي إذا دعي به أجاب، وإذا سئل به أعطى)) [رواه الترمذي وغيره، قال أبو عيسى: هذا حديث حسن غريب، وقال الشيخ الألباني: صحيح]
Artinya: “Dari Abdullah bin Buraidah al-Aslamy dari ayahnya berkata: ‘Rasulullah saw mendengar seorang laki-laki berdoa dengan membaca: ‘Allâhumma innî as’aluka, bi annî asyhadu annaka antallâhu lâ ilâha illâ anta, al-ahadus shamad, alladzî lam yalid walam yûlad, walam yakul lahû kufuwan ahad (Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu dengan pelantara bahwasannya aku bersaksi sesungguhnya Eukau adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Eukau, Eukau Maha Satu, tempat bergantung, yang tidak beranak dan tidak juga diperanakan, serta tidak ada yang dapat menyerupaiMu seorangpun”, Rasulullah saw kemudian bersabda: “Demi diriku yang berada dalam kekuasaanNya, sungguh ia telah berdoa kepada Allah dengan menggunakan namaNya yang Agung (Ismullâh al-A’zham), di mana apabila seseorang berdoa dengan pelantaraan namaNya yang Agung ini, maka doanya akan dikabulkan, dan apabila ia meminta, maka permintaannya akan Allah penuhi” (HR. Turmudzi dan lainnya, Imam Turmudzi berkata: “Hadits ini adalah Hadits Hasan Gharib, dan Syaikh Albany berkata: “Hadits ini Shahih).

8.Bacaan: Allâhumma innî as’aluka bianna lakal hamd, lâ ilâha illâ antal mannân, badî’us samâwâti wal ardh, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ hayyun yâ qayyûm.
Di antara dalilnya adalah:
عن أنس بن مالك: أنه كان مع رسول الله صلى الله عليه و سلم جالسا ورجل يصلي ثم دعا: اللهم إني أسألك بأن لك الحمد، لا إله إلا أنت المنان، بديع السموات والأرض، يا ذا الجلال والإكرام، يا حي ياقيوم، فقال النبي صلى الله عليه وسلم: ((لقد دعا الله باسمه العظيم، الذي إذا دعي به أجاب، وإذا سئل به أعطى)) [رواه أبو داود وغيره، قال الشيخ الألباني: صحيح]
Artinya: “Dari Anas bin Malik, bahwasannya ia pernah duduk bersama Rasulullah saw, kemudian seorang laki-laki shalat sambil berdoa: “Allâhumma innî as’aluka bianna lakal hamd, lâ ilâha illâ antal mannân, badî’us samâwâti wal ardh, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ hayyu yâ qayyûm (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dengan pelantara bahwa Eukau pemilik segala puji, tidak ada Tuhan selainMu, Eukau Maha Pemberi Nikmat, Pencipta langit dan bumi, ya Allah, Maha Gagah lagi Maha Mulia, ya Allah, Tuhan yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri), Rasulullah saw kemudian bersabda: “Sungguh ia telah berdoa dengan menggunakan nama Allah yang Agung (Ismullâh al-A’zham), yang apabila ia berdoa dengannya, doanya akan dikabulkan, dan apabila ia meminta, maka permintaannya akan Allah penuhi” (HR. Abu Daud dan lainnya, Imam Albany mengatakan: ‘Hadits ini Shahih”).

9.Bacaan: Allâhumma innî as’aluka bianna lakal hamd, lâ ilâha illâ antal hannânul mannân, badî’us samâwâti wal ardh, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ hayyun yâ qayyûm.
Berdasarkan hadits di bawah ini:
عن أنس بن مالك قال: كنت مع رسول الله صلى الله عليه و سلم جالسا في الحلقة، ورجل قائم يصلي، فلما ركع سجد وتشهد دعا فقال في دعائه: اللهم إني أسألك بأن لك الحمد، لا إله إلا أنت الحنان المنان، بديع السموات والأرض، يا ذا الجلال والإكرام يا حي يا قيام، اللهم إني أسألك فقال النبي صلى الله عليه و سلم: (( أتدرون بما دعا )) ؟ قالوا : الله ورسوله أعلم فقال: ((والذي نفسي بيده لقد دعا باسمه العظيم الذي إذا دعي به أجاب وإذا سئل به أعطى )) [رواه ابن حبان في صحيحه]
Artinya: “Anas bin Malik berkata: “Saya duduk bersama Rasulullah saw dalam sebuah pertemuan, lalu seorang laki-laki berdiri shalat. Ketika selesai shalatnya, ia berdoa: “Allâhumma innî as’aluka bianna lakal hamd, lâ ilâha illâ antal hannânul mannân, badî’us samâwâti wal ardh, yâ dzal jalâli wal ikrâm, yâ hayyu yâ qayyûm, Allâhumma innî as’aluka… (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dengan pelantara bahwa Eukau pemilik segala puji, tidak ada Tuhan selainMu, Eukau Maha Penyayang, Maha Pemberi Nikmat, Pencipta langit dan bumi, ya Allah, Maha Gagah lagi Maha Mulia, ya Allah, Tuhan yang Maha Hidup dan Berdiri sendiri, ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu…), Rasulullah saw kemudian bersabda: “Tahukah kalian dengan apa ia berdoa tadi?” Para sahabat menjawab: “Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui”. Rasulullah saw bersabda kembali: “Demi diriku yang berada dalam kekuasaanNya, sungguh ia telah berdoa dengan menggunakan nama Allah yang Agung (Ismullâh al-A’zham), yang apabila ia berdoa dengannya, doanya akan dikabulkan, dan apabila ia meminta, maka permintaannya akan Allah penuhi” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahih nya).

10.Bacaan: Allâhumma innî ad’ûkallâh, wa ad’ûkar rahmân, wa ad’ûkal barrur rahîm, wa ad’ûka bi asmâikal husnâ kullihâ, mâ ‘alimtu minhâ, wa mâ lam a’lam.

11. Bacaan: Allâhumma innî as’aluka bismikat thâhir, ath-thayyib, al-mubârak, al-ahabb ilaik, alladzî idzâ du’îta bihi ajabta, wa idzâ su’ilta bihî a’thaita, wa idzâs turhimta bihî rahimta, wa idzas tafrajta bihî farrajta
Kedua bacaan di atas, berdasarkan hadits di bawah ini:
عن عائشة قالت سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم: يقول: (( اللهم إني أسألك باسمك الطاهر الطيب المبارك، الأحب إليك، الذي إذا دعيت به أجبت، وإذا سئلت به أعطيت، وإذا استرحمت به رحمت، وإذا استفرجت به فرجت))، قالت: وقال ذات يوم: (( ياعائشة، هل علمت أن الله قد دلني على الاسم الذي إذا دعي به أجاب ؟ )) قالت: فقلت: يا رسول الله بأبي أنت وأمي فعلمنيه، قال: ((إنه لا ينبغي لك ياعائشة))، قالت: فتنحيت وجلست ساعة، ثم قمت فقبلت رأسه ثم قلت: يا رسول الله علمنيه، قال: (( إنه لا ينبغي لك ياعائشة أن أعلمك، إنه لا ينبغي لك أن تسألين به شيئا من الدنيا ))، قالت: فقمت فتوضأت ثم صليت ركعتين، ثم قلت: اللهم إني أدعوك الله، وأدعوك الرحمن، وأدعوك البر الرحيم، وأدعوك بأسمائك الحسنى كلها ماعلمت منها وما لم أعلم، أن تغفر لي وترحمني، قالت: فاستضحك رسول الله صلى الله عليه و سلم ثم قال: (( إنه لفي الأسماء التي دعوت بها )) [رواه ابن ماجه، قال الشيخ الألباني : ضعيف]
Artinya: “Aisyah berkata: “Saya mendengar Rasulullah saw berdoa: ‘Allâhumma innî as’aluka bismikat thâhir, ath-thayyib, al-mubârak, al-ahabb ilaik, alladzî idzâ du’îta bihi ajabta, wa idzâ su’ilta bihî a’thaita, wa idzâs turhimta bihî rahimta, wa idzas tufrijta bihî farrajta (Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu, dengan perantara namaMu yang Suci, Baik, Penuh berkah, Paling Eukau sukai, yang apabila Eukau diminta dengannya Ekau kabulkan, Eukau dimohon dengannya, Eukau penuhi, Eukau dimohon kasih sayangMu, Eukau berikan, dimohon untuk memberikan jalan keluar kesulitan yang sedang dihadapi, Eukau berikan). Suatu hari Rasulullah bersabda kembali: “Wahai Aisyah, apakah kamu mengetahui bahwasannya Allah telah memberitahu kepadaku namaNya yang apabila kita berdoa dengan perantaraan namaNya itu, doa kita akan dikabulkan?” Aisyah menjawab: ‘Ya Rasulullah, demi ibu bapakku, ajarkan kepadaku ya Rasulullah!”. Rasulullah saw bersabda kembali: “Sesungguhnya nama Allah yang Agung tersebut belum layak buat kamu wahai Aisyah”. Aisyah berkata kembali: “ Aku lalu menjauh, lalu duduk beberapa saat. Lalu aku berdiri, aku cium kepala Rasulullah saw sambil berkata: “Ya Rasulullah, tolong ajarkan nama itu kepadaku”. Rasulullah saw bersabda kembali: “Sesungguhnya nama Allah tersebut belum saatnya aku ajarkan kepadamu wahai Aisyah, karena khawatir kamu nanti berdoa dengan namaNya tersebut untuk meminta masalah dunia, sementara hal itu kurang tepat”. Aisyah berkata lagi: “Aku lalu berdiri mengambil air wudhu, lalu shalat dua rakaat, lalu aku berdoa: “Allâhumma innî ad’ûkallâh, wa ad’ûkar rahmân, wa ad’ûkal barrar rahîm, wa ad’ûka bi asmâikal husnâ kullihâ, mâ ‘alimtu minhâ, wa mâ lam a’lam, an taghfira lî wa tarhamanî (ya Allah, sesungguhnya aku memanggilmu dengan namaMu Allah, dengan namaMu ar-Rahmân, dengan namaMu al-Barr ar-Rahîm, dan aku juga memanggilmu dengan nama-namaMu yang baik (Asmâul Husnâ) semuanya, baik yang aku ketahui maupun yang tidak diketahui, ampunilah dosaku dan sayangilah aku). Aisyah kemudian berkata: “Rasulullah saw kemudian tesenyum, dan bersabda: “Sesungguhnya nama Allah yang Agung tersebut ada dalam nama-nama Allah yang eukau sebutkan tadi dalam doamu itu” (HR. Ibnu Majah, dan hadits tersebut dinilai sebagai hadits dhaif oleh Albany).

12.Dalam Surat al-Baqarah ayat 163 dan dalam Surat Ali Imran ayat 1 dan 2.
Di antara dalilnya adalah hadits berikut ini:
عن أسماء بنت يزيد، أن النبي صلى الله عليه و سلم قال: ((اسم الله الأعظم في هاتين الآيتين: { وإلهكم إله واحد لا إله إلا هو الرحمن الرحيم } وفاتحة سورة آل عمران: {الم. الله لا إله إلا هو الحي القيوم })) [رواه أبو داود، والترمذي وغيره، قال أبو عيسى: هذا حديث حسن صحيح، وقال الشيخ الألباني: حسن]
Artinya: “Dari Asma bint Yazid, bahwasannya Rasulullah saw bersabda: “Nama Allah yang Agung (Ismullâh al-A’zham) itu terdapat dalam dua ayat berikut ini: ‘wa ilâhukum ilâhuw wâhid, lâ ilâha illâ huwar rahmânur rahîm’ (dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang Satu, Tidak ada Tuhan selain Dia, Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang) (QS. Al-Baqarah ayat 163), juga dalam pembukaan surat Ali Imran: Alif lâm mîm, Allâhu lâ ilâha illâ huwal hayyul qayyûm (alif lam mim, Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Dia Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri) (QS. Ali Imran ayat 1dan 2)” (HR. Abu Daud, Turmudzi dan lainnya. Imam Turmudzi berkata: “Hadits ini adalah Hadits Hasan Shahih’, Syaikh Albany mengatakan: “Hadits ini Hadits Hasan”).

13.Ayat kursi, surat Ali Imran ayat 1 dan 2 serta Surat Thaha ayat 111.
Dalilnya adalah:
عن أبي أمامة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه و سلم قال: ((إن اسم الله الأعظم لفي ثلاث سور من القرآن: في سورة البقرة وآل عمران وطه))، فالتمستها فوجدت في سورة البقرة: آية الكرسي { الله لا إله إلا هو الحي القيوم }، و في سورة آل عمران: { الم * الله لا إله إلا هو الحي القيوم }، و في سورة طه: { وعنت الوجوه للحي القيوم } [رواه الحاكم في المستدرك]
Artinya: Dari Abu Umamah, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya nama Allah yang Agung (Ismullâh al-A’zham) itu terdapat dalam tiga surat al-Qur’an: Surat al-Baqarah, Ali Imran dan Thaha”. Saya (Qasim) lalu mencarinya, dan saya mendapatkannya dalam ayat kursi (QS. Al-Baqarah: 255): “Allâhu lâ ilâha illâ huwal hayyul qayyûm, …..”, dalam surat Ali Imran ayat 1 dan 2: Alif lâm mîm, Allâhu lâ ilâha illâ huwal hayyul qayyûm (alif lam mim, Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Dia Maha Hidup, Maha Berdiri Sendiri), dan dalam surat Thaha ayat 111: wa ‘anatil wujûhu lilhayyil qayyûm, wa qad khâba man hamala zhulmâ (Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan Yang Hidup Kekal lagi senantiasa berdiri sendiri mengurus (makhluk-Nya).Dan sesungguhnya telah merugilah orang yang melakukan kezaliman” (HR. Hakim).

14.Surat Ali Imran ayat 86.
Dalilnya adalah:
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ, عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ((اسْمُ اللَّهِ الأَعْظَمُ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ فِي هَذِهِ الآيَةِ مِنْ آلِ عِمْرَانَ: "قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمَلِكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ، وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ، وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ، وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ بِيَدِكِ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ،)) [آل عمران آية 26] [رواه الطبراني].
Artinya: “Dari Ibnu Abbas, Rasulullah saw bersabda: “Nama Allah yang Agung itu (Ismullâh al-A’zham), yang mana apabila berdoa dengannya, maka doanya akan dikabulkan adalah terdapat dalam surat Ali Imran ayat 26 berikut: Qulillâhumma mâlikal mulki, tu’til mulka mang tasyâ’, wa tangzi’ul mulka mimmang tasyâ’, wa tu’izzu mang tasyâ’, wa tudzillu mang tasyâ’ biyadikal khaîr, innaka ‘alâ kulli syai’ing qadîr (Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu)” (HR. Thabrani).

15.Enam ayat terakhir dari Surat al-Hasyr.
Keenam ayat dimaksud adalah:
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ (19) لَا يَسْتَوِي أَصْحَابُ النَّارِ وَأَصْحَابُ الْجَنَّةِ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمُ الْفَائِزُونَ (20) لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ (21) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ (22) هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24)
Hal ini berdasarkan hadits di bawah ini:
عن ابن عباس قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((اسم الله الأعظم فى ست آيات من آخر سورة الحشر)) [رواه الديلمى،و ضعفه الألباني]
Artinya: “Ibnu Abbas berkata, Rasulullah saw bersabda: “Nama Allah yang Agung itu (Ismullâh al-A’zham), terdapat dalam enam ayat paling akhir dari surat al-Hasyr” (HR. Dailamy, dan hadits ini dinilai dhaif oleh Albany).

16.Huruf-huruf Muqatta’ah yang terdapat dalam awal beberapa surat dalam al-Qur’an, seperti alif lâm mîm, kaf ha ya ‘ain shad, ha mim ‘ain sin qaf, ya sin dan seterusnya.
Huruf Muqatta’ah adalah huruf yang dibacanya terputus-putus (dibaca berdasarkan bunyi hurufnya). Jumlah seluruhnya dalam al-Qur’an ada empat belas (14) huruf, yaitu:
أ، ح، ر، س، ص، ط، ع، ق، ك، ل، م، ن، ي، هـ
Pendapat ini merupakan pendapatnya Imam Ali bin Abi Thalib sebagaimana dikutip oleh Imam ar-Razi dalam bukunya Lawâmiul Bayyinât. Diriwayatkan, bahwa Imam Ali bin Abi Thalib, apabila mendapatkan masalah sangat berat dan rumit, ia berdoa dengan diawali: ‘Ya kaf ha ya ‘ain shad’ (wahai Pemilik kaf ha ya ‘ain shad), Ya ha mim ‘ain sin qaf (Wahai Pemilik ha mim ‘ain sin qaf).

Dalam kesempatan lain, Imam Ali bin Abi Thalib berkata: “Ismullâh al-A’zham itu adalah alif lâm mîm, kaf ha ya ‘ain shad, ha mim ‘ain sin qaf, dan yang sejenisnya”.

Imam al-Bûny dalam bukunya Syamsul Ma’arif berkata, bahwa Sahl bin Abdullah bertutur: “Seorang laki-laki pernah datang kepada Ibrahim bin Adham sambil bertanya: “Bagaimana menurut anda tentang lafazh: Ya sin?”. Ibrahim bin Adham menjawab: “Ia adalah nama yang apabila seseorang berdoa dengan menggunakan nama itu, maka doanya akan dikabulkan, baik yang berdoa tersebut orang baik atau orang jahat”.

Ibnu Abbas juga dalam satu riwayat mengatakan: “Sesungguhnya huruf-huruf yang ada dalam permulaan surat al-Qur’an, semuanya adalah Ismullâh al-A’zham”.

Qatamea, Selasa, 09 Nopember 2009 pukul 01.00 dini hari
Email penulis: aepmesir@yahoo.com

1 komentar:

Gugus Febriansyah said...

bermanfaat bagt :) subhanallah

Post a Comment