Keistimewaan Dan Amalan di Bulan Rajab?

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum.Ust Aep damang? Maaf bade tumaros, tentang bulan Rajab. Mengapa bulan Rajab disebut dengan bulan Haram, dan apa keistimewaannya, serta amalan apa yang sebaiknya dilakukan pada bulan Rajab ini. Atas jawabannya, saya ucapkan terima kasih. Mohon maaf telah merepotkan.

Ummu Hamdiah, Kairo, Egypt.


Jawaban:
Wa'alaikum salam wr.wb. Alhamdulillah Ibu, abdi damang, sawangsulna? Semoga Ibu sekeluarga juga demikian. Hatur nuhun.

Dalam al-Qur’an jumlah bulan dalam satu tahun ada dua belas bulan, sebagaimana firmanNya dalam surat at-Taubah ayat 36 yang artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” (QS. At-Taubah: 36).

Dari dua belas bulan ini, ada empat bulan yang disebut dengan Bulan Haram (asy-Syahrul Haram), bulan yang dimuliakan oleh Allah, sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas. Keempat bulan yang termasuk Bulan Haram ini adalah: Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab. Hal ini berdasarkan hadits Shahih di bawah ini:
عَنْ أَبِى بَكْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ: ((إِنَّ الزَّمَانَ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبٌ شَهْرُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ)) [متفق عليه]
Artinya: “Dari Abu Bakrah, Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya waktu terus berputar, sebagaimana keadaannya semula, pada hari dimana Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan, di antaranya ada empat bulan haram, tiga bulan berurutan, yaitu Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah dan Muharram, dan bulan Rajab yaitu bulan mudhar (yang lebih lagi dari segi keharamannya), yang berada di antara dua bulan Jumadil (ula dan akhir) dan di antara bulan Sya’ban” (HR. Bukhari Muslim).

Lalu mengapa keempat bulan tersebut dinamakan Bulan Haram? Hemat saya, ada tiga pendapat para ulama seputar ini.

Pendapat pertama, sebagaimana disampaikan Ibnu Abbas, bahwa sebab dinamakan bulan Haram, karena kemuliaan dan keistimewaan bulan-bulan dimaksud dimana perbuatan maksiat yang dilakukan di dalamnya, siksa dan dosanya lebih besar dari pada dilakukan pada bulan-bulan lainnya, demikian juga, kebaikan yang dilakukan di dalamnya lebih besar pahalanya dibandingkan dengan kebaikan yang dilakukan pada bulan-bulan lainnya (tentu selain Ramadhan).

Dalil bahwa perbuatan maksiat dan kebaikan akan dilipatgandakan siksa atau pahalanya adalah firman Allah yang artinya: “Maka janganlah kamu Menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu” (QS. At-Taubah: 36).

Sebagian besar ulama berpendapat bahwa dhamir dari kata ‘hunna’ di atas adalah untuk empat bulan haram dan bukan untuk bulan-bulan lainnya. Oleh karena itu, ayat di atas dengan tegas melarang perbuatan aniaya dan dhalim yang dilakukan pada bulan-bulan haram, dan tidak semata dilarang, melainkan karena dosa dan siksanya lebih besar dari pada bulan-bulan lainnya.

Pendapat kedua mengatakan, dinamakan bulan Haram, karena pada bulan-bulan tersebut diharamkan melakukan peperangan, yang mana sudah menjadi kebiasaan orang-orang jahiliyyah dahulu, bahkan sejak masa Nabi Ibrahim as.

Dan sejak masa Jahiliyyah dahulu, mereka telah mengenal bahwa dalam empat bulan haram tersebut mereka tidak diperbolehkan melakukan peperangan. Bahkan, sekalipun kerabat atau orang tuanya sendiri yang dibunuh misalnya, mereka tidak melakukan dendam dan pembalasan pada bulan-bulan Haram dimaksud.

Dan dari keempat bulan haram tersebut, orang-orang Jahiliyyah lebih menghormati lagi apabila pada bulan Rajab. Mereka betul-betul tidak melakukan bentuk peperangan, perselisihan atau benci apapun. Karena itu, dalam hadits Bukhari Muslim di atas, Rasulullah saw menyebutnya dengan kata Rajab Mudhar, yang berarti lebih dalam hal pengagungan dan penghormatannya (kanat taziidu fi ta’zhiimih wah tiroomih).

Pendapat ketiga, sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Hajar al-Asqalany dalam Fathul Baari, dinamakan bulan haram, karena pada bulan-bulan ini erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah haji dan umrah. Karena ada pelaksanaan haji dan umrah ini, maka orang-orang Arab tidak melakukan bentuk kekerasan apapun, baik perang, merampok, menjegal di tengah jalan ataupun perang. Bahkan, mereka menilai keempat bulan tersebut merupakan bulan mulia karena pada bulan dimaksud waktu untuk melakukan ibadah suci, haji dan umrah.

Bulan Dzul Qa’dah termasuk bulan haram, karena pada bulan itu, orang-orang mulai melakukan perjalanan menuju Mekah untuk melaksanakan ibadah haji. Pada bulan Dzul Hijjah, termasuk bulan haram, karena bulan tersebut merupakan bulan dilaksanakannya ibadah haji. Bulan Muharram, juga termasuk bulan haram, karena pada bulan tersebut waktu pulangnya para jamaah haji, dan bulan Rajab termasuk bulan haram, karena pada bulan dimaksud waktu orang-orang melakukan ibadah umrah, di mana rajab berada di tengah-tengah bulan, dan merupakan waktu yang sangat tepat untuk melakukan umrah khususnya bagi mereka yang tinggal dekat Mekkah.

Oleh karena itulah, keempat bulan tersebut disebut bulan haram, karena erat kaitannya dengan pelaksanaan haji dan umrah, yang dahulu kala, umumnya perjalanannya memerlukan waktu yang sangat lama.

Ketiga pendapat di atas, hemat saya, dapat digabungkan, dengan mengatakan bahwa dinamakan bulan haram, karena termasuk bulan-bulan yang sangat mulia dan istimewa, dan karena mulia dan istimewa itulah, maka tidak diperbolehkan melakukan kejahatan, kekerasan apalagi peperangan. Hal ini dikarenakan pada bulan-bulan haram tersebut erat kaitannya dengan pelaksanaan ibadah haji dan umrah, di mana haji dan umrah merupakan ibadah suci yang sangat isitimewa, dan siapapun yang menghalangi atau mengganggu atau mengotori waktu pelaksanaannya, maka hukumannya akan sangat berat di sisi Allah kelak.

Keistimewaan Bulan Rajab
Adapun menyangkut keistimewaan bulan Rajab, di antaranya adalah:
1.Bulan Rajab termasuk bulan haram, sebagaimana yang telah dijelaskan di atas.

2.Bulan Rajab disebut dengan Bulan Allah (syahrullaah). Hal ini berdasarkan hadits di bawah ini:
عن الحسن البصري قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((رجب شهر الله, وشعبان شهري, ورمضان شهر أمتي)).
Artinya: "Hasan al-Bashri berkata, Rasulullah saw bersabda: "Bulan Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban adalah bulanku, dan Ramadhan adalah bulan ummatku".

Tidak semata-mata dinisbahkan namanya kepada Allah, melainkan untuk sesuatu yang istimewa.

3.Bulan yang paling mulia di antara bulan-bulan Haram lainnya.
Sebagian ulama syafi’iyyah berpendapat bahwa bulan Rajab adalah bulan yang paling mulia dibandingkan dengan bulan-bulan haram lainnya, sekalipun pendapat ini dibantah oleh Imam Nawawi, dan beliau lebih merajihkan bulan Muharram sebagai bulan yang paling istimewa dari bulan-bulan haram lainnya

4.Termasuk satu dari lima waktu malam mustajab untuk berdoa.
Imam Syafi’i pernah mengatakan, bahwa ada lima malam yang sangat mustajab untuk berdoa, di antaranya adalah malam pertama dari bulan Rajab.
بلغنا أن الدعاء يستجاب فى خمس ليال: ليلة الجمعة, والعيدين, وأول رجب, ونصف شعبان. قال: واستحب كل ما حكيت فى هذه الليالي
Artinya: "Telah sampai kepada kami riwayat bahwa dua itu akan (lebih besar kemungkinan untuk) dikabulkan pada lima malam: Pada malam Jum'at, malam Idul Fithri, malam Idul Adha, malam awal bulan Rajab, dan pada malam Nishfu Sya'ban. Imam Syafi'i berkata kembali: "Dan aku sangat menekankan (untuk memperbanyak doa) pada seluruh malam yang telah aku ceritakan tadi".

5.Terjadinya peristiwa maha penting Isra Mi’raj Rasulullah saw.
Sebagian ulama berpendapat bahwa, Isra Mi’raj Rasulullah saw terjadi pada bulan Rajab, tepatnya pada malam ke 27 dari bulan Rajab. Ini menunjukkan bahwa bulan Rajab merupakan bulan yang sangat istimewa, dan karenanya Allah memilihnya sebagai waktu yang tepat untuk pelaksanaan Isra Mi’raj Rasulullah saw. Dan, sebagaimana diketahui bersama, Isra Mi’raj merupakan peristiwa sangat penting dalam Islam, di mana pada peristiwa itu turun perintah wajibnya shalat lima waktu.

Amalan-amalan di bulan Rajab
Di antara amalan-amalan yang sebaiknya dilakukan pada bulan Rajab adalah:

1.Berdoalah agar diberkahi pada bulan Rajab, Sya'ban dan dapat mengikuti bulan Ramadhan
Di antara amalan yang biasa dilakukan oleh Rasulullah saw pada bulan Rajab, adalah berdoa agar diberi keberkahan untuk bulan Rajab dan Sya’ban, serta agar dapat dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Doa yang biasa dilafalkan Rasulullah saw adalah:
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِى رَجَبَ وَشَعْبَانَ, وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
Allahumma baarik lanaa fi rojab wa sya'ban, wa ballignaa romadhan
Artinya: "Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab, juga di bulan Sya'ban ini serta sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan".

Hal ini di antaranya, sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini:
عن أنس بن مالك قال: كان النبي صلى الله عليه وسلم إذا دخل رجب قال: ((اللهم بارك لنا فى رجب وشعبان, وبلغنا رمضان)) [رواه أحمد والطبرانى والبزار]
Artinya: "Anas bin Malik berkata: "Adalah Rasulullah saw apabila beliau memasuki bulan Rajab, beliau suka berdoa: "Allahumma baarik lanaa fi rajab wa sya'ban, wa ballignaa ramadhan (Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab ini, juga di bulan Sya'ban ini serta sampaikanlah usia kami ke bulan Ramadhan)" (HR. Ahmad, Thabrani dan al-Bazzar).

2.Bertaubat dan memohon ampun atas segala dosa dan kesalahan.
Imam Abdurrahman as-Shafury dalam bukunya Nuzhatul Majaalis (hal. 222), mengatakan bahwa bulan Rajab ini adalah bulan permohonan ampun atas segala dosa dan kesalahan (listighfaarid dzunuub), Sya’ban untuk menutup segala aib (lisatril ‘uyuub), dan bulan Ramadhan untuk menerangkan hati dan pikiran (litanwiiril quluub).

3.Memperbanyak puasa dan shalat sunnat dengan khusyu’.
Dalam sebuah hadits Dhaif sebagaimana dinukil oleh Imam Abdurrahman as-Shafury dalam bukunya Nuzhatul Majaalis (hal. 218), dari Tsauban, bahwasannya Rasulullah saw suatu saat melewati komplek pekuburan. Rasulullah saw tiba-tiba menangis sambil bersabda: “Wahai Tsauban, mereka saat ini sedang disiksa di dalam kuburannya, kemudian saya berdoa kepada Allah agar Allah meringankan siksa kepada mereka. Wahai Tsauban, seandainya mereka berpuasa satu hari saja pada bulan Rajab, juga mereka melakukan satu kali saja shalat malam (tahajud), tentu mereka tidak akan disiksa di dalam kuburnya seperti ini”.

Tsauban kemudian bertanya: “Wahai Rasulullah, dengan puasa satu hari dan shalat tahajud satu kali saja di bulan Rajab, dapat mencegah siksa kubur?”.

Rasulullah saw menjawab: “Iya, demi diriku yang berada di dalam kekuasaanNya, tidak ada satu muslim atau muslimah pun yang melakukan puasa satu hari saja atau melakukan shalat malam satu kali saja di bulan Rajab, melainkan Allah akan mencatat baginya pahala seperti seseorang yang beribadah satu tahun, di mana siangnya ia berpuasa dan malamnya ia shalat tahajud terus”.

4.Memperbanyak sedekah, termasuk berkurban bila memungkinkan.
Hal ini, di antaranya berdasarkan hadits di bawah ini:
إن على كل أهل بيت في كل عام أضحية وعتيرة, وهي التي يسمونها الرجبية [رواه أبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه, وحسنه الألباني في صحيح ابن ماجه (2533)].
Artinya: “Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya bagi setiap keluarga dalam setiap tahunnya ada kurban dan ‘atirah, dan ‘atirah adalah yang biasa disebut dengan Rajabiyyah (kurban yang dilakukan pada bulan Rajab)”. (Hr. Abu Daud dan lainnya).

عن أبي رزين, قال: قلت: يا رسول الله, كنا نذبح ذبائح في الجاهلية-يعني في رجب-فنأكل ونطعم من جاءنا, فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ((لا بأس به)) [رواه النسائي, وصححه الألباني في صحيح النسائي (4244)].
Artinya: “Abu Razin berkata: “Saya bertanya kepada Rasulullah saw: “Ya Rasulullah, kami biasa berkurban pada bulan Rajab pada masa Jahiliyyah dahulu, kami memakannya, dan kami berikan kepada mereka yang datang ke rumah. Rasulullah saw bersabda: “Tidak mengapa”. (Hr. Nasai).

Demikian, jawaban singkat, semoga bermanfaat untuk kita semua. Hatur nuhun.
Wassalam
Hormat saya,
Aep Saepulloh Darusmanwiati

1 komentar:

Anonymous said...

assallamualaikum ustaz,saya nak tanya soalan mengenai Talak3 melalui sms yg berikut
OK LA KO DTG C NI CEPAT URUS NI PERCERAIAN AKU CERAI KO TALAK3 KLU ADA 10 AQ BG SEMUA KO INGAT MULA SAAT INI DAN SMPI AKHIR HAYATKU SAYA PULAN B C PULAN MENJATUHKAN TALAK 3MD KEPADA PULAN BT C PILAN(NAMAYA SAYA CANTUMKAN BT NAMANYA JUA CONTOH SITI BT FATIMA) LEPAS DIA SMS LG BODOH EJA NAMA PUN SALAH SAYA SENGAJA MENGEJAKAN NAMANYA SALAH KEMUDIAN SAYA PERBETULKAN SEKALI LG DGN NAMA YG SEBENARNYA,
ADAKAH JATUH TALAK TERSEBUT SEDANGKAN SAYA X ADA NIAT DAN BERADA DLM KEADAAN YG MARAH SANGAT SEPERTI ORG KURAN SUIMAN,DAN 1 LG DIA TAK DATANG NAK URUSKAN KAN PERCERAIAN D MANA IA BERADA DI DAEARAH YG LAIN CONTAHNYA SAYA BERADA D KK DIA D SABAH, SEKIAN TERIMA KA C USTAZ,DR HAMBA YG DAIF DAN LEMAH

Post a Comment